TARI TOPENG PUTRI MALANGAN
Durasi
6:12
Tentang
Video ini menampilkan Tari Topeng Malangan dengan karakter Dewi Sekartaji (atau Galuh Candra Kirana), sosok putri utama dari Kerajaan Kediri (Daha) yang menjadi belahan jiwa Raden Panji Asmoro Bangun. Jika Panji Asmoro Bangun melambangkan idealisme kepemimpinan pria, maka Dewi Sekartaji adalah personifikasi dari keanggunan, kesetiaan, dan kemuliaan wanita Jawa sejati. Secara visual, karakter Dewi Sekartaji digambarkan melalui topeng berwarna putih. Warna ini adalah simbol mutlak dari kesucian (suci), ketulusan, dan kebersihan hati yang tidak ternoda. Wajah topengnya diukir dengan sangat halus: alis yang melengkung indah bak bulan sabit muda (nanggal sepisan), hidung yang mancung, serta mata yang sipit (liyep) menyiratkan pandangan yang teduh dan batin yang tenang. Terdapat pula titik emas di antara kedua alisnya (urna), sebuah tanda yang menyimbolkan bahwa ia memiliki garis keturunan dewa atau manusia yang telah mencapai derajat spiritual tinggi. Dari segi koreografi, tarian ini masuk dalam ragam tari Putri Luruh (putri halus). Gerakannya sangat berbeda dengan karakter Dewi Ragil Kuning yang cenderung lebih lincah dan atraktif. Gerak tari Dewi Sekartaji mengalir pelan, lembut, dan sangat terkontrol. Setiap sabetan selendang dan langkah kakinya (tanjak) dilakukan dengan penuh unggah-ungguh (sopan santun) dan kehati-hatian, mencerminkan watak seorang putri yang sabar dalam menghadapi cobaan—mengingat dalam Cerita Panji, ia sering dikisahkan harus berkelana, menyamar, dan terpisah jauh dari suaminya namun tetap teguh menjaga kesetiaannya. Dalam pertunjukan Wayang Topeng Malangan, kemunculan Dewi Sekartaji sering kali menjadi momen yang menyentuh hati. Tarian ini bukan sekadar pameran keindahan gerak, melainkan sebuah doa visual tentang kesetiaan yang tak luntur oleh waktu dan harapan akan bersatunya kembali dua hati yang terpisah (lambang penyatuan Jenggala dan Panjalu, atau Manunggaling Kawula Gusti).
Kredit
- Penerbit: Purwasaba Art Laboratory

