Kelahiran dan Perpisahan
Di Kerajaan Kanjuruhan yang subur, lahir seorang pangeran bernama Jaka Bluwo, putra raja yang gagah namun lemah karena kutukan dewa. Suatu malam badai dahsyat memisahkan Jaka dari istana, dibawa arus sungai ke hutan lebat di lereng Gunung Kelud. Di sana, Jaka diasuh oleh pertapa suci bernama Kyai Selo, yang mengajarinya ilmu tapa dan kesederhanaan hidup agar kutukan sirna.
Ujian di Hutan Gaib
Jaka tumbuh menjadi pemuda tangguh, tapi harus menghadapi ujian dari makhluk gaib penjaga hutan: harimau sakti, ular raksasa, dan roh pohon beringin tua. Dengan kesaktian dari tapa bertahun-tahun, Jaka mengalahkan mereka bukan dengan kekerasan, melainkan kebijaksanaan dan persembahan bunga selagi. Kyai Selo memberinya topeng kayu suci sebagai perlindungan, simbol jiwa yang tak tergoyahkan.
Kembali ke Kerajaan
Kutukan hilang, Jaka pulang ke Kanjuruhan dengan topengnya, mengalahkan pemberontak yang mengancam tahta ayahnya. Ia dinobatkan raja baru, menikahi putri tetangga, dan mendirikan tradisi Topeng Malangan untuk mengenang perjuangannya. Sejak itu, wayang topeng menceritakan kisahnya sebagai pengingat bahwa kesaktian lahir dari hati yang sabar.
